Kamis, 26 Maret 2009

Cerita

Menikah

Entah kenapa pernikahan itu menjadi suatu yang diinginkan oleh semua orang. Seberapa enaknyakah pernikahan itu. Telah banyak orang yang aku temui dan menanyakannya tentang pernikahan. Sembilan puluh persen dari mereka menjawab bahwa pernikahan adalah sesuatu yang mengasyikkan. Tetapi ketika aku melanjutkan untuk mempertanyakan keasyikannya, tak banyak diantara mereka yang mampu untuk mengungkapkannya. Sebagain yang lain mengatakan tidak cukup kata untuk merangkai semua yang kita dapatkan. Aku hanya terheran sendiri.
###
Siang itu, aku baru saja pulang dari sekolah. Mengajar tentunya. Suatu rutinitas yang setiap hari saya lakukan. Terkadang menjemukan, tetapi lebih banyak mengasyikkan. Belum lagi ketika awal bulan telah tiba, maka keasyikan itu semakin menggunung. Seperti biasa aku begitu suka membaca koran Kompas di dalam kamar sambil sesekali melihat-lihat dua ekor ikan yang aku pelihara dalam akuarium. Maklum, aku begitu mencintai binatang. Koran yang kubaca, kompas tentunya. Kulihat judul besar disana “Suami bakar istri”. Aku tiba-tiba terperanjak. Kulupakan berita-berita politik yang semakin hangat. Kulirik dan kulototi berita tentang suami istri tersebut. Kupandang dengan semakin jelas. Tidakkah saya salah membaca judul. Ah,…tetapi mataku belum begitu rabun dengan tulisan sebesar itu. Dengan segera kutelusuri isi berita, dan ternyata benar. Di Jawa, tidak usah kusebutkan nama daerahnya, seorang suami begitu tega membakar istri hanya karena alasan ekonomi. Ketidakmampuan sang suami memberikan nafkah lahir kepada sang istri setiap harinya. Begitu dangkalkah pemikiran sang suami atau itukah sebagian dari kenikmatan pasangan suami istri?
Keeseokan harinya, masih pada koran yang sama kutemukan berita tentang seorang tentara yang membunuh istrinya. Tapi, masalahnya lain. Tentara membunuh istrinya karena dia kedapatan selingkuh. Sudah terbukti bersalah, malah nekat lagi untuk membunuh istrinya sendiri. Tentara itu aparat negara! Atau karena begitu setianyakah mereka kepada negara sehingga istri merekapun menjadi sesuatu persoalan kecil untuk dia bunuh? Masalahnya tidak di situ kawan. Istri ada karena proses pernikahan. Pernikahan yang disakralkan. Dilandasi dengan perasaan cinta. Belum lagi diawali dengan pertunangan yang begitu indah. Kembali aku berpikir bahwa mungkin itulah sebagian dari kenikmatan perkawinan.
Aku menulis cerita ini karena tahun ini aku juga akan dinikahkan. Lebih jelasnya juga sudah ingin menikah. Baru sebuah rencana. Tetapi, aku sangat yakin dengan rencana itu. Aku terus berpikir untuk menjadikan sebuah pernikahan menjadi suatu yang sakral untuk selamanya. Bukan hanya dalam proses ijab kabul sampai berbulan madu. Tentunya di dalamnya adalah malam pertama. Ehhh…aku tahu pikiran kalian. Aku berharap bahwa yang kudapatkan adalah pasangan dalam hidup seumur hidup. Pasangan yang dapat menjadikan hubungan kita sebagai sesuatu yang indah. Pasangan yang terhindar dari hal-hal yang negatif. Apapun itu. Aku yakin, semuanya telah diatur oleh Tuhan. Pun aku yakin bahwa Tuhan Mahaadil akan semuanya. Tuhan, doaku ketika tahun ini memang betul sebagai tahun di mana Engkau mempertemukan antara aku dengan jodoh yang engkau kehendaki, maka jadikanlah kami sebagai keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Jadikanlah kami sebagai pasangan yang akan senantiasa berada di jalanmu. Jadikanlah keturunan kami sebagai keturunan yang berbakti dalam menjalankan perintahmu, kepada kami, juga kepada seluruh umat manusia.

Kamarku, SY 09 Maret Pagi 2009

1 komentar:

  1. Amiiiiiiiiiiiin... Doa'aku sebagai murid bapak yg baik, smg Menjadi keluarga yg Sakinah, Mawaddah n Warahma... "SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU" :)

    BalasHapus